blog-indonesia.com

Kamis, 02 Agustus 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen


Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Horne, 1997:496). Pada umumnya dalam memutuskan besaran dividen yang akan diberikan, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal penting yang berhubungan dengan kondisi perusahaan saat itu dan keberlangsungannya di masa depan. Levy dan Sarnat (1970) dan Horne (1986) dalam Sutrisno (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah meliputi: 1) perundang-undangan yang berlaku, 2) posisi likuiditas, 3) kebutuhan dana untuk melunasi hutang, 4) larangan dalam perjanjian hutang, 5) tingkat ekspansi perusahaan, 6) tingkat keuntungan perusahaan, 7) stabilitas perusahaan, 8) kemampuan memasuki pasar modal, 9) pelaku kelompok pengendali, 10) pajak atas keuntungan dan 11) tingkat inflasi.

Menurut Atmaja (2003:291) ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yaitu: perjanjian hutang, pembatasan dari saham preferen, ketersediaan kas, pengendalian, kebutuhan dana utnuk investasi dan fluktuasi laba. Sedangkan Alli et al (1993) dalam Sutrisno (2001) terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi pembayaran dividen, yaitu: legal restriction (peraturan pemerintrah), liquidity position (posisi likuiditas), absence or lack of other sources of financing (kekurangan dari sumber dana lainnya), earning predictability (prediksi keuntungan yang diperoleh), ownership control (kendali dari pemilik) dan inflation (tingkat inflasi) saat itu. Dari berbagai teori yang dikemukakan, penulis tertarik untuk membahas mengenai pengaruh dari ownership control, struktur modal perusahaan dan tingkat ekspansi (pertumbuhan) terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Pemberian dividen perusahaan juga tergantung pada kebijakan manajemen masing-masing perusahaan. Kebijakan pemberian dividen tidak terlepas dari kebijakan pendanaan, karena kebijakan ini yang menentukan apakah laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Rasio pembayaran kas ini yang nantinya akan menentukan persentase dari jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kas dan persentase laba yang akan ditahan sebagai bagian dari sumber pendanaan internal.
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai (cash dividend) yang diberikan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut adalah (Sutrisno, 2001) :
1.   
23
Kebijakan pemberian dividen stabil (constant dividend model)
Kebijakan pemberian dividen stabil artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembar sahamnya dalam jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh fluktuatif. Kebijakan ini dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya : a) untuk meningkatkan harga saham, b) memberi kesan pada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek bagus dimasa depan, c) menarik investor untuk mengkonsumsi dividen yang diberikan karena dividen mendatang juga akan tetap diterima.
2.    Kebijakan dividen meningkat
Ini berarti perusahaan selalu membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil setiap periode.
3.    Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Kebijakan ini mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba maka persentase dividen juga akan semakin besar, begitupun sebaliknya.
4.    Kebijakan pemberian dividen reguler ditambah ekstra
Dengan cara ini perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. Shareholders akan menekan manajer untuk meningkatkan performance perusahaan dalam menghasilkan laba jika perusahaan konsisten dengan pembagian dividen seperti ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar